Senin, 13 Agustus 2018
FIJO BINTANG PANTURA 5 ASAL CILACAP
MARI KITA DUKUNG FIJO DI ACARA PENCARI BAKAT DI INDOSIAR. DALAM ACARA BINTANG PANTURA 5. UNTUK MENCAPAI JUARA FIJO MEMBUTUHKAN SMS SEBANYAK BANYAKNYA DARI WARGA CILACAP KHUSUSNYA, JAWA TENGAH DAN INDONESIA PADA UMUMNYA. MARI KITA TUNJUKAN BAHWA WARGA CILACAP BANYAK TALENTA2 BERBAKAT.
Minggu, 12 Agustus 2018
Senin, 25 Januari 2016
# PENGIRIMAN UANG ONLINE CILACAP
TERIMAKASIH PENGIRIMAN ONLINE CENTER PT.DANA MITRA ABADI. YANG BERKANTOR PUSAT JL;RAYA SRAGI-BOJONG KM2 KEDUNGJARAN PEKALONGAN. CABANG JAKARTA BERADA DI JL; SAWAH LIO RAYA JEMBATAN LIMA JAK-BAR.KAMI YANG MEMAKAI JASA PENGIRIMAN TERSEBUT MERASA TERBANTUKAN SEKALI. DENGAN BIAYA MURAH UANG SUDAH SAMPAI DI RUMAH DALAM HITUNGAN JAM. BAGI TEMAN TEMAN SE CILACAP DAN BANYUMAS KUSUSNYA KALAU MAU KIRIM UANG CARI CABANG PENGIRIMAN ONLINE PT DANA MITRA ABADI DI SELURUH JAKARTA. PT DMA TERDAFTAR BERKEKUATAN HUKUM DAN PERBANKAN.cah sarwadadi
Minggu, 31 Mei 2015
Jelajah Kampung Laut Kab.Cilacap, Jateng
Wilayah Kampung Laut masih termasuk Kabupaten Cilacap merupakan kecamatan dipisahkan dengan lautan. Kecamatan
yang memiliki empat desa ini memiliki keindahan tersendiri terutama
lokasinya yang terdapat mangrove. Daratan yang bersebelahan dengan
Nusakambangan ini termasuk wilayah paling barat berbatasan dengan Desa
Majingklak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangendaran, Jawa Barat.
Untuk menuju Kampung Laut kita dapat menyeberang melalui penyeberangan di Sleko yang masih termasuk wilayah Cilacap dengan menaiki perahu compreng yang sudah biasa dipakai oleh masyarakat setempat biasanya ada yang carter atau tidak. Dalam sehari hanya satu kali dari Sleko menuju Kampung Laut yaitu sekitar jam 14.00. Sehingga bagi siapa pun yang akan melakukan perjalanan menuju Kampung Laut sebaiknya mengatur waktu sedemikian rupa sehingga dapat menyeberang.
Dalam perjalanan di atas laut dari Sleko menuju Kampung Laut dengan menggunakan perahu compreng diperlukan waktu kurang lebih 2.5 jam. Melakukan perjalanan ini bukan hal yang menjemukan karena selama naik perahu kita akan disuguhi oleh pemandangan yang indah dan eksotik. Selepas mata memandang ke selatan tampak gulungan ombak yang berkejaran. Selain itu, hutan pantai yang masih tampak perawan belum terjamah membentang luas pada kanan kiri yang kita lewati. Inilah mangrove yang bukan hanya berfungsi sebagai pelengkap keindahan, namun dapat menjaga ekosistem pantai.
Sementara itu, Pulau Nusakambangan yang digunakan sebagai istana para narapidana yang dianggap memunyai kesalahan berat tampak pada pandangan kita karena memang Nusakambangan relatif dekat dengan Kampung Laut. Hijaunya tumbuhan di Nusakambangan menambah sejuk pandangan kita. Sementara tiupan angin laut selalu menyapa pada siapa saja yang datang berkunjung.
Perahu compreng termasuk armada andalan di Kampung Laut walaupun beberapa orang ada yang memiliki perahu sendiri. Oleh masyarakat Kampung Laut dipergunakan untuk menyeberang sebagai alat transportasi antardesa. Di samping itu juga untuk menuju ke kota kabupaten. Ada empat wilayah desa yang terdapat di Kampung Laut yaitu Desa Ujungalang, Klaces, Ujunggagak, dan Panikel. Jika kita melakukan rute menuju Kampung Laut melalui Sleko, maka kita akan bertemu dengan Desa Unjungalang setelah itu Desa Klaces, Unjunggagak, dan Panikel. Ibu kota kecamatan terdapat di Desa Klaces.
nukilan dari majah posmo
Untuk menuju Kampung Laut kita dapat menyeberang melalui penyeberangan di Sleko yang masih termasuk wilayah Cilacap dengan menaiki perahu compreng yang sudah biasa dipakai oleh masyarakat setempat biasanya ada yang carter atau tidak. Dalam sehari hanya satu kali dari Sleko menuju Kampung Laut yaitu sekitar jam 14.00. Sehingga bagi siapa pun yang akan melakukan perjalanan menuju Kampung Laut sebaiknya mengatur waktu sedemikian rupa sehingga dapat menyeberang.
Dalam perjalanan di atas laut dari Sleko menuju Kampung Laut dengan menggunakan perahu compreng diperlukan waktu kurang lebih 2.5 jam. Melakukan perjalanan ini bukan hal yang menjemukan karena selama naik perahu kita akan disuguhi oleh pemandangan yang indah dan eksotik. Selepas mata memandang ke selatan tampak gulungan ombak yang berkejaran. Selain itu, hutan pantai yang masih tampak perawan belum terjamah membentang luas pada kanan kiri yang kita lewati. Inilah mangrove yang bukan hanya berfungsi sebagai pelengkap keindahan, namun dapat menjaga ekosistem pantai.
Sementara itu, Pulau Nusakambangan yang digunakan sebagai istana para narapidana yang dianggap memunyai kesalahan berat tampak pada pandangan kita karena memang Nusakambangan relatif dekat dengan Kampung Laut. Hijaunya tumbuhan di Nusakambangan menambah sejuk pandangan kita. Sementara tiupan angin laut selalu menyapa pada siapa saja yang datang berkunjung.
Perahu compreng termasuk armada andalan di Kampung Laut walaupun beberapa orang ada yang memiliki perahu sendiri. Oleh masyarakat Kampung Laut dipergunakan untuk menyeberang sebagai alat transportasi antardesa. Di samping itu juga untuk menuju ke kota kabupaten. Ada empat wilayah desa yang terdapat di Kampung Laut yaitu Desa Ujungalang, Klaces, Ujunggagak, dan Panikel. Jika kita melakukan rute menuju Kampung Laut melalui Sleko, maka kita akan bertemu dengan Desa Unjungalang setelah itu Desa Klaces, Unjunggagak, dan Panikel. Ibu kota kecamatan terdapat di Desa Klaces.
nukilan dari majah posmo
Minggu, 08 September 2013
''ibu pasiah sosok wanita tegar dari kawunganten ''
Ibu PASIAH, adalah salah satu diantaranya pengrajin tempe
perumahan yang berada di kecamatan kawunganten desa Sarwadadi, Yang merasakan imbasnya
Harga kedelai yang melambung tinggi.
Namun apa
daya menurut ibu PASIAH sudah penjadi
Profesi semahal apapun tetap harus dibeli. Terkadang
Ibu PASIAH
bingung cara menjualnya. Dinaikan harga
Atau di
kurangi isinya,
sampai saat
ini ibu PASIAH hanya pasrah dan berdoa
semoga harga
kedelai bisa turun
dan berharap
semoga pemerintah memperhatikan dan peduli pada pembuat tempe perumahan yang menjamur
di desa
SARWADADI
Minggu, 16 Juni 2013
FILM KOLOSAL SEJARAH PEJALANAN DAN PERJUANGAN KH HASYIM ASY' ARI
Film Sang Kiai
Sinopsis Film Sang Kiai
Tahun 1942 Jepang melakukan ekspansi ke Indonesia. Di Jawa Timur,
beberapa KH dari beberapa pesantren ditangkapi karena melakukan
perlawanan. KH Hasyim Asy'ari sebagai pimpinan Pondok Pesantren Tebu
Ireng ditangkap karena dianggap menentang Jepang. Penangkapan ini
membuat kericuhan di Tebu Ireng, dan menimbulkan reaksi dari para putra
beliau; KH Wahid Hasyim, Karim Hasyim dan Yusuf Hasyim serta deretan
para santri: Baidlowi (menantu beliau), Kang Solichin, orang
kepercayaan, serta tiga santri muda; Harun, Kamid dan Abdi.
Penangkapan itu membuat situasi pesantren kacau. Maisyaroh–lebih kerap
disebut Nyai Kapu–istri KH Hasyim Asy'ari, diungsikan ke daerah Denaran.
KH Wahid Hasyim bersama Wahab Hasbullah meminta agar KH Hasyim Asy'ari
dibebaskan. Kepala Kempetei yang menahan beliau, tidak bersedia
membebaskan. Bahkan KH Hasyim Asy'ari dipindah penjara hingga tiga kali.
Mulai dari penjara Jombang, Mojokerto hingga ke penjara Bubutan
Surabaya. KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah lalu meminta bantuan
Abdul Hamid Ono, orang Jepang, kenalan keluarga. Sementara proses
berlangsung, KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah mengadakan pertemuan
NU di Jakarta, dengan agenda membebaskan para Kiai. Dalam pertemuan
tersebut dicapai kesepakatan jalan damai.
Sepeninggal KH Hasyim Asy'ari, sebagian santri memilih hengkang dari
pesantren. Harun dan Kamid yang membuntuti saat KH Hasyim Asy'ari
ditangkap, mengalami nasib tragis. Kamid ditembak mati, saat kepergok
dengan patroli tentara Jepang. Kematian Kamid dan penangkapan KH Hasyim
Asy'ari memunculkan kemarahan dalam diri Harun. Berbeda dengan Abdi yang
memilih jalan damai mengikuti langkah KH Wahid Hasyim, Harun memilih
ikut para militan dalam mencuri ransum tentara Jepang.
Jepang membebaskan para Kiai, termasuk KH Hasyim Asy'ari. Mereka
mempertimbangkan bahwa membebaskan para Kiai agar bisa diajak kerjasama.
Jepang bahkan mendudukkan KH Hasyim Asy'ari sebagai ketua Masyumi
(Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Karena tidak berkedudukan di
Jakarta, KH Hasyim Asy'ari melimpahkan wewenang pada KH Wahid Hasyim.
Beliau memilih menetap di Tebu Ireng.
Melalui Masyumi Jepang minta rakyat melipatgandakan hasil bumi, bahkan
melalui ceramah di masjid. Shumubu (departemen agama) yang dipimpin
Husein Djajadingrat dan petinggi Shumubu, Wirohadjono melalui media
"Suara Muslimin" meminta Masyumi agar menyitir ayat-ayat dalam
menggerakkan pengumpulan hasil bumi. Ketegangan antara Masyumi dan
Shumubu mulai.
Harun mempertanyakan hal ini pada KH Hasyim Asy'ari. Ia merasa Masyumi
berpihak pada Jepang. KH Hasyim Asy'ari menjawab bahwa Masyumi hanya
berpihak pada pembesar-pembesar yang adil. Harun kecewa dan keluar dari
lingkup pesantren. Abdi yang mengetahui hal itu mencegah. Menurutnya,
Harun tidak dapat membaca rencana KH Hasyim Asy'ari. Tapi Harun
bersikukuh untuk pergi dari situ.
Jepang kemudian mengukuhkan KH Hasyim Asy'ari sebagai ketua Shumubu
sekaligus ketua Masyumi. KH Hasyim Asy'ari menerima jabatan tersebut
dengan pertimbangan untuk berjuang lewat dalam. Beliau bisa menolak
perintah para santri masuk Heiho, malah terbentuk barisan Hizbullah.
Info Film Sang KiaiStatus: Belum beredarProduser: Gope T SamtaniSutradara: Rako PrijantoPenulis: Anggoro SarontoPemeran: Ikranagara, Adipati Dolken, Agus Kuncoro Adi, Dayat Simbaia, Christine Hakim, Boy Permana Tanggal Edar: Thursday, 30 May 2013Warna: WarnaFilm
Jepang mulai mengalami kalah perang, tapi mengembalikan kedaulatan kepada Sekutu. Utusan Presiden Soekarno menghadap KH Hasyim Asy'ari. Pesan Presiden Soekarno itu soal hukumnya membela tanah air. Terjadilah Resolusi Jihad di Surabaya. Para Santri bersiap untuk berjihad. Pada titik ini, Harun mulai terbuka matanya. Peristiwa tewasnya Mallaby ini adalah awal perang dahsyat 10 November 1945 yang melibatkan rakyat, berbagai barisan pemuda serta laskar Hizbullah bentukan KH Hasyim Asy'ari yang terdiri dari para santri.
Terimakasih telah membaca artikel kisah sang kiai maaf filmnya belum bisa di download sumber dari
Sumber: http://www.odingk.com/
Sumber: http://www.odingk.com/
Rabu, 11 Juli 2012
BENTENG PENDEM cilacap
Benteng Pendem Cilacap (Belanda: Kustbatterij op de Landtong te Cilacap), dibangun 1861, adalah benteng peninggalan Belanda di pesisir pantai Teluk Penyu kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Bangunan ini merupakan bekas markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun di area seluas 6,5 hektar secara bertahap selama 18 tahun, dari tahun 1861 hingga 1879.
Benteng pendem sempat tertutup tanah pesisir pantai dan tidak terurus.
Benteng ini kemudian ditemukan dan mulai digali pemerintah Cilacap tahun
1986
Sejarah
Benteng Pendem dahulunya merupakan markas pertahanan tentara Belanda di Cilacap, Jawa Tengah yang didesain oleh arsitek Bugar Rizki Fitriadi. Benteng ini difungsikan untuk menahan serangan yang datang dari arah laut bersama dengan Benteng Karang Bolong, Benteng Klingker, dan Benteng Cepiring. Benteng Pendem difungsikan hingga tahun 1942. Ketika perang melawan Pasukan Jepang, benteng ini berhasil dikuasai Jepang. Tahun 1941, Jepang meninggalkan benteng ini karena kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh sekutu; sehingga, benteng ini diambil alih oleh TNI Banteng Loreng Kesatuan Jawa Tengah. Dalam penguasaan TNI, benteng ini digunakan para pejuang kemerdekaan berlatih perang dan pendaratan lautRuangan
Bangunan benteng pendem terdiri dari beberapa ruang yang masih kokoh hingga kini. Namun, sejak awal ditemukan, ruangan dalam benteng belum sepenuhnya diketahui. Ruangan dalam benteng yang umum diketahui terdiri dari barak, benteng pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, klinik pengobatan, gudang senjata, gudang mesiu, ruang penjara, dapur, ruang perwira, dan ruang peluru. Ada pula yang menyatakan bahwa dalam benteng tersebut terdapat terowongan menuju benteng-benteng lain dan sejumlah gua di pulau Nusakambangan. Namun, hingga kini hal itu belum sepenuhnya terbukti.NUKILAN WIKIPEDIA
Langganan:
Postingan (Atom)